KANTOR BERITA LMPNEWS MITRA INDONESIA PAGIONLINE

Selasa, 10 Juli 2012

Berisiko, Bantuan Pinjaman Ke Satu Negara


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, menyampaikan bahwa, bantuan pinjaman ke suatu negara lebih berisiko ketimbang bantuan disalurkan melalui lembaga seperti Dana Moneter Internasional (IMF).
"Justru ini namanya bilateral arrangement. Kalau sendainya kita memberikan G to G (antarpemerintah), ke siapa. Kalau kita berikan bantuan ke satu negara yang lemah di Eropa, risikonya besar sekali," kata Agus ketika ditanyai wartawan mengenai kemungkinan bantuan pinjaman dari Indonesia diserahkan ke satu negara tertentu yang memerlukan, di DPR, Jakarta, Selasa (10/7/2012).
Menurut dia, penempatan dana pinjaman di IMF lebih baik dan aman. Ini karena IMF menyalurkan dana pinjaman yang dihimpun dari banyak negara ke negara yang memerlukan dengan sejumlah persyaratan. "Dan akan menjaga keamanan daripada uangnya," sambungnya.
Berbeda kalau dana pinjaman diberikan secara langsung ke suatu negara. Itu, kata Agus, berbahaya. "Jadi beda kalau kita tempatkan langsung ke satu negara dan negara itu lemah, itu bisa berbahaya," pungkasnya.
Pemerintah Indonesia akan memberikan dana pinjaman sekitar 1 miliar dollar AS ke Dana Moneter Internasional (IMF). Dana itu berbentuk pembelian surat kewajiban.
Dengan begitu, penempatan dana tersebut pun akan menghasilkan bunga. Dana ini akan digunakan IMF untuk membantu menyelesaikan krisis ekonomi yang terjadi di Eropa.
"Kita akan membeli surat berharganya IMF. BI yang akan melakukannya, bukan pemerintah. Kita tetap memegang nilai itu dalam bentuk surat berharga dan itu tetap berlaku sebagai cadangan devisa kita," kata Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.  
(Sumber : www.kompas.com)

0 komentar:

Posting Komentar

.